Sabtu, 13 April 2013

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA


KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA
A.    BIOSFER DAN MAKHLUK HIDUP
·         BIOSFER
Biosfer merupakan tempat bagi berlangsungnya kehidupan makhluk hidup yang terdiri dari manusia, tumbuhan, hewan, dan mikrobakteri. Kata biosfer sendiri berasal dari gabungan kata bios dan spharia atau sphere. Bios berarti hidup dan sphaira atau sphere artinya lapisan. Sehingga kata biosfer dapat diartikan sebagai lapisan bumi tempat berlangsungnya kehidupan makhluk hidup dan organisme. Lapisan ini terbagi menjadi 3, yaitu
1.      Atmosfer adalah lapisan udara ,yang merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup, karena dari sanalah gas-gas yang diperlukan untuk respirasi dan proses fotosintesis diperoleh.
2.      Hidrosfer adalah lapisan air, yang merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup aquatik dan merupakan sumber dari air, yang mengalami siklus untuk terjadinya hujan.
3.      Litosfer adalah lapisan kulit bumi, tempat dimana makhluk hidup darat tinggal dan melangsungkan kehidupannya.

Makhluk hidup adalah penghuni biosfer,yaitu manusia,hewan(fauna) & tumbuhan (flora). Dalam melangsungkan kehidupannya, makhluk hidup saling membutuhkan satu sama lain dan membentuk satu sistem hubungan antar makhluk hidup dengan materi dan energi yang berada di sekitarnya.
Ciri-ciri makhluk hidup:
1.      Bernapas ,dimana setiap makhluk hidup melakukan pertukaran gas dalam tubuhnya untuk memberikannya energi.
2.      Makanan, diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi, untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak.
3.      Bergerak, dimana makhluk hidup mampu berpindah tempat dari satu titik ke titik lain.
4.      Pertumbuhan dan perkembangan.
pertumbuhan meliputi perubahan ukuran tubuh, yaitu luas, tinggi dan berat. Perkembangan adalah perubahan menjadi dewasa.
5.      Berkembang biak, melakukan reproduksi untuk memberikan keturunan.
6.      Mengeluarkan zat sisa dimana makhluk hidup mengeluarkan hasil metabolisme/zat-zat yang tidak di perlukan oleh tubuh, yaitu seperti:
·         Ekskresi, merupakan pengeluaran zat-zat sisa yang dilakukan oleh kulit dan ginjal. Kulit akan mengeluarkan zat sisa yang dinamakan keringat karena adanya kelenjar keringat di bawah kulit. Ginjal akan menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa yang disebut urine.
·         Respirasi, merupakan pengeluaran CO2 sebagai zat sisa proses respirasi yang dikeluarkan melaluihidung.
·         Defekasi, merupakan pengeluaran zat sisa pencernaan makanan yang berupa tinja (feses) melalui anus.
7.      Beradaptasi, makhluk hidup mampu menyesuaikan dengan lingkungan. Macam-macam adaptasi makhluk hidup adalah adaptasi morfologi, adaptasi tingkah laku, dan adaptasi fisiologi.
·         Adaptasi morfologi adalah penyesuaian terhadap lingkungan yang berhubungan dengan bentuk tubuh atau alat tubuh. Contoh pada katak dan itik terdapat selapu renang pada kakinya untukberenang.
·         Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku. Contoh : hewan bermigrasi ke lain tempat yang banyak sumber makanan.
·         Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah laku. Contoh : berkeringat saat cuaca panas.
8.      Peka terhadap  rangsangan(irritabilitas), dimana makhluk hidup memberikan reaksi terhadap rangsangan itu.
Dari ciri-ciri tersebut  ada perbedaan ciri hidup yang dimiliki antara hewan/manusia dengan tumbuhan, anatara lain :
·         Hewan/Manusia
1.      BergerakMelakukan gerak pindah tempat.
2.      Cara memperoleh makanan: Tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof) . Bahan yang dimakan berupa zat organik.
3.      Pertumbuhan: Hanya sampai batas usia tertentu
·         Tumbuhan
1.Bergerak :Tidak dapat berpindah tempat sendiri.
2.Cara memperoleh makanan: Dapat membuat makanan sendiri (autotrof), Bahan yang diperlukan untuk membuat makanan berupa zat anorganik
3.Pertumbuhan : .Tumbuh terus menerus sampai mati.

B.     ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI
Asal mula kehidupan menurut ilmu pengetahuan masih menjadi misteri. Hingga saat ini masih menjadi hipotesis. Sehingga muncul teori-teori mengenai asal mula kehidupan di bumi:
1.      Teori Cosmozoa, yang menyatakan bahawa makhluk hidup datang dibumi dari bagian luar lain alam semesta ini. Diprediksi bahwa suatu benda berat telah menyebarkan benda hidup itu merupakan suatu partikel-partikel kecil.
2.      Teori Pfluger, yang menyatakan bahwa Bumi berasal dari suatu materi yang sangat panasa, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan notrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN).
3.      Teori Moore, yang menyatakan bahwa hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorganik pada saat Bumi mengalami pendinginan melalaui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil.
4.      Teori Allen, yang menyatakam bahwa pada saat keadaan Bumi seperti keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi.
5.      Teori Transendental, yang merupakan  jawaban secara religi bahwa benda hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Mahakuasa diluar jangkauan Sains.
6.      Konsep atau Teori Modern
a.       Teori Generatio spontanea/ Abiogenesis
Teori ini dicetuskan oleh Aristoteles (384-322 SM) dengan percobaannya sebagai berikut: tabung reaksi diisi dengan air yang terdapat potongan jerami, setelah sekitar 2 minggu, ternyata dalam tabung tersebut terdapat makhluk kecil, dari percobaan tersebut Aristoteles menyimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati secara spontan.
Teori ini didukung oleh Antoni Van Leuwenhoek (1632-1723M) dengan temuan mikroskopnya, ia dapat melihat adanya makhluk yang sangat kecil ukurannya yang diambil dari air hujan dan air rendaman jerami. Berdasarkan penelitiannya tersebut, Leuwenhoek berpendapat  bahwa makhluk yang sangat kecil itu berasal dari air.
b.      Teori Biogenesis
Teori ini muncul untuk menyanggah teori di atas, yang dibuktikan secara terpisah oleh Fransisco Redi (1626-1697M) dengan daging yang disimpan di dalam stoples (tabung kaca) dan Lazarro Spallanzani (1729-1799M) dengan air kaldu yang dimasukkan dalam botol atau tabung reaksi. Percobaan dari Spallanzani adalah sebagai berikut: 3 model, yang tabung I tertutup rapat, II tertutup tapi tidak terlalu rapat, dan III terbuka. Hasilnya ternyata tabung I tidak terdapat makhluk kecil, II ada tetapi sedikit, III banyak makhluk kecil, dari percobaan tersebut disimpulkan bahwa makhluk hidup bukan berasal dari benda mati, tetapi   berasal dari makhluk hidup yang sebelumnya.
Tetapi karena hasil percobaan itu dianggap tidak memungkinkan adanya gaya hidup, maka kemudian disempurnakan oleh Louis Pasteur, dengan memakai air kaldu yang dimasukkan kedalam bejana berbentuk labu yang ditutup dengan diberi pipa berbentuk seperti leher angsa, ternyata terbukti tidak terdapat makhluk kecil. Sehingga disimpulkan makhluk hidup  berasal dari makhluk hidup  yang sebelumnya, atau omne vivum ex ovo omne ovum ex vivo.
c.       Teori Urey
Teori ini dicetuskan oleh Harold Urey pada tahun 1893. Teori ini mengatakan bahwa sebelum ada kehidupan di bumi, penuh dengan senyawa-senyawa kimia diantaranya adalah metana (CH), amonia NH3, gas hidrogen H2 dan uap air (H2O­), keempat senyawa kimia setelah terkena aliran listrik halilintar dan radiasi-radiasi sinar kosmis akan terjadi reaksi-reaksi kimia membentuk zat hidup yang memungkinkan terjadinya makhluk hidup yang mula-mula.
Teori ini diuji coba di laboratorium oleh mahasiswa Urey yang bernama Stanley miller, dalam percobaannya Miller berhasil membuktikan bahwa apabila bunga api listrik yang berasal dari sumber listrik bertegangan tinggi diberikan ke dalam saluran yang di dalamnya mengalir campuran metana (CH), amonia (NH3), gas hidrogen (H2) dan uap air (H2O­) hasilnya adalah sejenis asam amino. Asam amino itu sendiri adalah komponen dasar protein yang merupakan zat penting untuk membentuk protoplasma yang merupakan substansi dasar kehidupan.

C.    KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP
Keanekaragaman makhluk hidup seperti yang kita lihat sekarang ini terbentuk dari proses evolusi. Evolusi adalah teori yang menjelaskan perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu yang lama. Makin banyak organisme yang ditemukan, menyebabkan orang melakukan klasifikasi/pengelompokan berdasarkan kepada ciri khas organisme tersebut.
·         Pengelompokan (Klasifikasi Makhluk Hidup)
Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam kelompok tertentu. Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi atau sistematik.
Urutan klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:
1.      kingdom (kerajaan)
2.      divisio atau filum
3.      kelas (classis)
4.      ordo (bangsa)
5.      famili (suku)
6.      genus (marga)
7.      spesies (jenis)
Para ahli pengetahuan dalam mengklasifikasikan organisme hidup dengan cara memberi nama 2 kata pada setiap spesies (hewan atau tumbuhan) yang biasa disebut dengan metode binomial nomenklatur. Kata pertama adalah nama genus yang ditulis dengan huruf kapital, dan kata kedua adalah nama petunjuk spesies(ephiteton specificum) yang ditulis dengan huruf kecil. Misalnya:
Padi : Oryza sativa dimana Oryza adalah nama genus, dan sativa adalah nama petunjuk spesies.
Keanekaragaman makhluk hidup menurut beberapa ahli:
  • Aristoteles (384 – 322 SM), mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dikelompokkan menjadi herba, semak dan pohon. Sedangkan hewan digolongkan menjadi vertebrata dan avertebrata. 
  • John Ray (1627 – 1708), merintis pengelompokkan makhluk hidup kearah grup-grup kecil. Ia telah melahirkan konsep tentang jenis dan spesies. 
  • Carolus Linnaeus (1707 – 1778), mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada kesamaan struktur. Ia juga mengenalkan pada system tata nama makhluk hidup yang dikenal dengan binomial nomenklatur. Karena itu Carolus linneaus dikenal sebagai bapak Taksonomi dunia
  • R.H Whittaker pada tahun 1969 mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 (lima) kingdom / kerajaan, yaitu : Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia
1.      Monera (bakteri dan ganggang biru) 
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera memiliki sel prokariotik. Kelompok ini terdiri dari bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobacteria) 
2.      Protista (ganggang dan protozoa) 
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista rnemiliki sel eukariotik. Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai hewan (Protozoa) dan Protista menyerupai tumbuhan (ganggang), dan Protista menyerupai jamur. 
3.      Fungi (jamur) 
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota)dan jamur air (Oomycpta)
4.      Plantae (tumbuhan) 
Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof). Kelompok ini terdiri dari tumbuhan lumut, tumbuhan paku, tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan berbiji tertutup 
5.      Animalia (hewan) 
Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel .yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata). 

D.    PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP DAN SEJARAH PERKEMBANGAN MANUSIA
·         PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP
Kondisi biosfer turut menentukan Persebaran Makhluk Hidup yang berada di atas permukaan bumi. Kondisi biosfer sebagai tempat berlangsungnya kehidupan makhluk hidup, dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:

  1. Faktor lingkungan, terdiri dari faktor abiotik (daratan, perairan, dan lintang geografis) dan biotik (tumbuhan, hewan dan jasad renik (mikroorganisme)
  2. Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan laut
  3. Faktor Penghambat penyebaran, penyebaran makhluk hidup di permukaan biosfer seringkali terhambat kondisi permukaan bumi itu sendiri. Penyebaran makhluk hidup di dalam biosfer laut sering kali terhambat kondisi daratan atau benua yang menyempit, seperti yang terjadi di Amerika Tengah (Costa Rica). Sementara bagi makhluk daratan, hambatan dalam proses penyebaran adalah lautan dan selat.
Seorang ahli klimatologi Jerman Junghuhn membagi habitat tanaman di Indonesia berdasarkan ketinggian tanah dari permukaan laut. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
1.      Zona panas : ketinggian 0-700 m di atas permukaan laut. Zona ini memiliki suhu udara berkisar antara 26,30 C – 220C. Pada ketinggian ini cocok ditanami jagung, padi, tebu, kelapa, dan coklat.
2.      Zona sedang: ketinggian 700-1500m DPL. Suhu udara pada zona ini berkisar antara 220C-17,10C. Cocok untuk ditanami karet, kina, sayuran, coklat, kopi dan the.
3.      Zona sejuk: ketinggian 1500-2500m DPL. Suhu udara di zona ini berkisar antara 17,10C-11,10C. Cocok ditanami pinus, cemara, dan sayuran.
4.      Zona dingin: ketinggian diatas 2500m DPL. Suhu udara di zona ini mulai dari 11,10C-6,20C. Sehingga dapat dipastikan tanaman yang dapat hidup di zona ini hanyalah tanaman berjenis lumut.
Secara umum, persebaran tumbuhan di permukaan biosfer yang dipengaruhi oleh faktor abiotik terbagi dalam beberapa jenis tumbuhan sebagai berikut:
·         Xerofit, adalah klasifikasi tumbuhan yang tergolong sangat tahan terhadap lingkungan yang kering atau dengan kondisi kelembapan udara sangat rendah, tanaman yang tergolong kategori ini adalah kaktus.
·         Mesofit, adalah jenis tumbuhan yang biasa hidup di lingkungan lembab tapi kering, salah contoh tumbuhan ini adalah anggrek dan cendawan.
·         Higrofit, adalah jenis tumbuhan yang biasa hidup di air atau tempat basah. Contohnya teratai, gondok, dan selada air.
·         Tropofit, adalah jenis tumbuhan yang cukup tangguh dan mampu bertahan hidup di kondisi musim berubah-ubah yaitu di musim kemarau maupun penghujan. Contoh tumbuhan jenis ini adalah Topophyta.
Kondisi biosfer juga berkaitan dengan persebaran beragai jenis hewan. Berikut ini adalah jenis hewan dan wilayah persebarannya:
  1. Eropa dan Asia Utara disebut Palaeartic, dihuni antara lain oleh bison dan rusa rein.
  2. Afrika dan Arab disebut Ethiophian, dihuni antara lain oleh gajah Afrika, jerapah dan gorila.
  3. Australia dan sekitarnya, dihuni antara lain oleh kangguru, koala, wombat.
  4. India sampai Indonesia disebut daerah Oriental, dihuni oleh antara lain harimau, gajah India dan kerbau.
  5. Daerah Amerika Utara dan sekitarnya disebut Nearctic, dihuni oleh bison dan semacam rusa rein yang disebut Caribau.
  6. Daerah Amerika Selatan disebut Neotropical dihuni antara lain oleh tapir dan monyet Howler.
·        SEJARAH PERKEMBANGAN MANUSIA
Telah dijelaskan bahwa manusia masuk dalam kelas Mammalia
Ø  Ciri-ciri manusia yang mirip dengan mammalia adalah:
a.       Mempunyai rambut
b.      Mempunyai kelenjar keringat
c.       Menyusui anaknya
Ø  Manusia termasuk pada ordo primata dapat kita pelajari hubungan kekerabatannya dengan mengadakan perbandingan antara manusia dengan primata (kera).
Persamaan manusia dengan kera:
a.       Mata menghadap ke depan
b.      Ibujari tungkai depan dapat digerakkan ke segala arah
c.       Letak kelenjar mammae di dada
d.      Bentuk rahim bertipe simpleks (satu ruangan)
Perbedaan antara manusia dan kera:
a.         Kera termasuk familia Pongidae, sedangkan manusia termasuk familia Hominidae
b.        Volume otak manusia (1450 cm3) lebih besar dari otak kera ( shimpanse yang paling cerdas volume otaknya 550 cm3) dan masih memungkinkan untuk berkembang
c.         Anggota tubuh belakang pada manusia untuk berjalan, sedenga pada kera untuk memegang.
d.        Tungkai belakang manusia lebih panjang dari tungkai depan, sedangkan pada kera tungkai depan lebih panjang atau sama dengan tungkai belakang
e.         Susunan haemoglobin berbeda

v  Manusia Purba, fosil yg ditemukan:
·         Meganthropus paleojavanicus, disebut manusia raksasa jawa yang ditemukan oleh Von Koeningswald (1939-1941) di Sangiran.

·          Pithecanthropus erectus, di temukan oleh Eugene dubois (1891) di daerah trinil, jawa tengah. Diduga hidup 500.000-300.000 tahun yang lalu, yaitu pada jaman Pleistosin , bagian yang diketemukan antaralain rahang, beberapa gigi, dan sebagian tulang tengkorak, sehingga diduga volume otaknya 770-1000cm3


·         Sinanthropus pekinensis, ditemukan oleh Davidson Black dan  Franz Weidenreich di gua naga dekat Peking, China.Volume otaknya sekitar 900-1200cm3. Karena mempunyai sruktur tubuh yang sama dan hidup pada jaman yang sama, maka Sinanthropus pekinensis dianggap varian dari Pithecanthropus erectus.  Selain itu Sinanthropus pekinensis  diduga sudah dapat menggunakan api. Dari penemuan tengkoraknya kebanyakan terbelah dari bawah sehingga diduga kanibal.


·         Manusia Heidelberg, ditemukan di Jeman.
Manusia kera dan manusia purba dimasukkan dalam satu spesies yaitu Homo erectus.


v  Manusia Modern, adalah manusia yang hampir menyerupai manusia sekarang, hidup antara 150.000-15.000 tahun yang lalu.Volume otaknya kira-kira 1450 cm3 sama dengan manusia sekarang dan merupakan satu spesies dengan manusia sekarang yaitu Homo sapiens. Fosil yang di temukan adalah:
·         Manusia Neandertal, ditemukan di lembah Neander
·         Manusia Cro-Magnon, ditemukan di gua-gua Cro-Magnon, Dordogne, Lascaux, Perancis.
·         Manusia Swanscombe, ditemukan di Inggris
·         Manusia Steinheim , ditemukan di Jerman
·         Manusia Gunung Carmel , ditemukan di gua-gua Tabun dan Skhul di Palestina
·         Manusia Shanidar, ditemukandi Irak