KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN
PERSEBARANNYA
A.
BIOSFER
DAN MAKHLUK HIDUP
·
BIOSFER
Biosfer merupakan tempat bagi
berlangsungnya kehidupan makhluk hidup yang terdiri dari manusia, tumbuhan,
hewan, dan mikrobakteri. Kata biosfer sendiri berasal dari gabungan kata bios dan spharia atau sphere. Bios
berarti hidup dan sphaira atau sphere artinya lapisan. Sehingga kata
biosfer dapat diartikan sebagai lapisan bumi tempat berlangsungnya kehidupan
makhluk hidup dan organisme. Lapisan ini terbagi menjadi 3,
yaitu
1.
Atmosfer
adalah lapisan udara ,yang merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup,
karena dari sanalah gas-gas yang diperlukan untuk respirasi dan proses
fotosintesis diperoleh.
2. Hidrosfer adalah lapisan air, yang
merupakan tempat hidup bagi makhluk hidup aquatik dan merupakan sumber dari
air, yang mengalami siklus untuk terjadinya hujan.
3. Litosfer adalah lapisan kulit bumi,
tempat dimana makhluk hidup darat tinggal dan melangsungkan kehidupannya.
Makhluk hidup adalah penghuni
biosfer,yaitu manusia,hewan(fauna) & tumbuhan (flora). Dalam melangsungkan kehidupannya,
makhluk hidup saling membutuhkan satu sama lain dan membentuk satu sistem
hubungan antar makhluk hidup dengan materi dan energi yang berada di sekitarnya.
Ciri-ciri makhluk hidup:
1. Bernapas ,dimana setiap makhluk
hidup melakukan pertukaran gas dalam tubuhnya untuk memberikannya energi.
2. Makanan, diperlukan oleh makhluk
hidup sebagai sumber energi, untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang
rusak.
3. Bergerak, dimana makhluk hidup mampu
berpindah tempat dari satu titik ke titik lain.
4. Pertumbuhan dan perkembangan.
pertumbuhan
meliputi perubahan ukuran tubuh, yaitu luas, tinggi dan berat. Perkembangan
adalah perubahan menjadi dewasa.
5. Berkembang biak, melakukan
reproduksi untuk memberikan keturunan.
6. Mengeluarkan zat sisa dimana makhluk
hidup mengeluarkan hasil metabolisme/zat-zat yang tidak di perlukan oleh tubuh, yaitu
seperti:
·
Ekskresi, merupakan pengeluaran zat-zat sisa yang dilakukan oleh
kulit dan ginjal. Kulit akan mengeluarkan zat sisa yang dinamakan keringat
karena adanya kelenjar keringat di bawah kulit. Ginjal akan menyaring darah dan
mengeluarkan zat sisa yang disebut urine.
·
Respirasi, merupakan pengeluaran CO2 sebagai zat sisa proses
respirasi yang dikeluarkan melaluihidung.
·
Defekasi, merupakan pengeluaran zat sisa pencernaan makanan yang
berupa tinja (feses) melalui anus.
7. Beradaptasi, makhluk
hidup mampu menyesuaikan dengan lingkungan. Macam-macam adaptasi makhluk hidup adalah adaptasi
morfologi, adaptasi tingkah laku, dan adaptasi fisiologi.
·
Adaptasi morfologi adalah penyesuaian terhadap lingkungan yang berhubungan
dengan bentuk tubuh atau alat tubuh. Contoh pada katak dan itik terdapat selapu
renang pada kakinya untukberenang.
·
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian terhadap
lingkungan dalam bentuk tingkah laku. Contoh : hewan bermigrasi ke lain tempat
yang banyak sumber makanan.
·
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian terhadap lingkungan dalam bentuk tingkah
laku. Contoh : berkeringat saat cuaca panas.
8. Peka terhadap
rangsangan(irritabilitas), dimana makhluk hidup memberikan reaksi terhadap
rangsangan itu.
Dari ciri-ciri tersebut ada perbedaan ciri hidup yang
dimiliki antara hewan/manusia dengan tumbuhan, anatara lain :
·
Hewan/Manusia
1.
BergerakMelakukan
gerak pindah tempat.
2.
Cara
memperoleh makanan: Tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof) . Bahan yang
dimakan berupa zat organik.
3. Pertumbuhan: Hanya sampai batas usia
tertentu
·
Tumbuhan
1.Bergerak :Tidak dapat berpindah tempat sendiri.
2.Cara memperoleh makanan: Dapat membuat makanan sendiri (autotrof), Bahan yang diperlukan untuk membuat makanan berupa zat anorganik
3.Pertumbuhan : .Tumbuh terus menerus sampai mati.
1.Bergerak :Tidak dapat berpindah tempat sendiri.
2.Cara memperoleh makanan: Dapat membuat makanan sendiri (autotrof), Bahan yang diperlukan untuk membuat makanan berupa zat anorganik
3.Pertumbuhan : .Tumbuh terus menerus sampai mati.
B.
ASAL
MULA KEHIDUPAN DI BUMI
Asal mula kehidupan menurut ilmu
pengetahuan masih menjadi misteri. Hingga saat ini masih menjadi hipotesis.
Sehingga muncul teori-teori mengenai asal mula kehidupan di bumi:
1.
Teori Cosmozoa, yang menyatakan
bahawa makhluk hidup datang dibumi dari bagian luar lain alam semesta ini.
Diprediksi bahwa suatu benda berat telah menyebarkan benda hidup itu merupakan
suatu partikel-partikel kecil.
2.
Teori Pfluger, yang menyatakan bahwa
Bumi berasal dari suatu materi yang sangat panasa, kemudian dari bahan itu
mengandung karbon dan notrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN).
3.
Teori Moore, yang menyatakan bahwa
hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorganik pada saat Bumi
mengalami pendinginan melalaui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang
labil.
4.
Teori Allen, yang menyatakam bahwa
pada saat keadaan Bumi seperti keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi yaitu
energi yang datang dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan
menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi.
5.
Teori Transendental, yang merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup itu
diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Mahakuasa diluar jangkauan Sains.
6. Konsep atau
Teori Modern
a. Teori Generatio spontanea/
Abiogenesis
Teori
ini dicetuskan oleh Aristoteles (384-322 SM) dengan percobaannya sebagai
berikut: tabung reaksi diisi dengan air yang terdapat potongan jerami, setelah
sekitar 2 minggu, ternyata dalam tabung tersebut terdapat makhluk kecil, dari
percobaan tersebut Aristoteles menyimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari
benda mati secara spontan.
Teori
ini didukung oleh Antoni Van Leuwenhoek (1632-1723M) dengan temuan mikroskopnya,
ia dapat melihat adanya makhluk yang sangat kecil ukurannya yang diambil dari
air hujan dan air rendaman jerami. Berdasarkan penelitiannya tersebut,
Leuwenhoek berpendapat bahwa makhluk yang sangat kecil itu berasal dari
air.
b. Teori Biogenesis
Teori
ini muncul untuk menyanggah teori di atas, yang dibuktikan secara terpisah oleh
Fransisco Redi (1626-1697M) dengan daging yang disimpan di dalam stoples
(tabung kaca) dan Lazarro Spallanzani (1729-1799M) dengan air kaldu yang
dimasukkan dalam botol atau tabung reaksi. Percobaan dari Spallanzani adalah
sebagai berikut: 3 model, yang tabung I tertutup rapat, II tertutup tapi tidak
terlalu rapat, dan III terbuka. Hasilnya ternyata tabung I tidak terdapat
makhluk kecil, II ada tetapi sedikit, III banyak makhluk kecil, dari percobaan
tersebut disimpulkan bahwa makhluk hidup bukan berasal dari benda mati,
tetapi berasal dari makhluk hidup yang sebelumnya.
Tetapi
karena hasil percobaan itu dianggap tidak memungkinkan adanya gaya hidup, maka
kemudian disempurnakan oleh Louis Pasteur, dengan memakai air kaldu yang
dimasukkan kedalam bejana berbentuk labu yang ditutup dengan diberi pipa
berbentuk seperti leher angsa, ternyata terbukti tidak terdapat makhluk kecil.
Sehingga disimpulkan makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang
sebelumnya, atau omne vivum ex ovo omne
ovum ex vivo.
c. Teori Urey
Teori
ini dicetuskan oleh Harold Urey pada tahun 1893. Teori ini mengatakan bahwa
sebelum ada kehidupan di bumi, penuh dengan senyawa-senyawa kimia diantaranya
adalah metana (CH4), amonia NH3, gas hidrogen H2
dan uap air (H2O), keempat senyawa kimia setelah terkena aliran
listrik halilintar dan radiasi-radiasi sinar kosmis akan terjadi reaksi-reaksi
kimia membentuk zat hidup yang memungkinkan terjadinya makhluk hidup yang
mula-mula.
Teori
ini diuji coba di laboratorium oleh mahasiswa Urey yang bernama Stanley miller,
dalam percobaannya Miller berhasil membuktikan bahwa apabila bunga api listrik
yang berasal dari sumber listrik bertegangan tinggi diberikan ke dalam saluran
yang di dalamnya mengalir campuran metana (CH4), amonia (NH3),
gas hidrogen (H2) dan uap air (H2O) hasilnya adalah
sejenis asam amino. Asam amino itu sendiri adalah komponen dasar protein yang
merupakan zat penting untuk membentuk protoplasma yang merupakan substansi
dasar kehidupan.
C.
KEANEKARAGAMAN
MAKHLUK HIDUP
Keanekaragaman makhluk hidup seperti
yang kita lihat sekarang ini terbentuk dari proses evolusi. Evolusi adalah
teori yang menjelaskan perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka
waktu yang lama. Makin banyak organisme yang ditemukan, menyebabkan orang
melakukan klasifikasi/pengelompokan berdasarkan kepada ciri khas organisme
tersebut.
·
Pengelompokan (Klasifikasi Makhluk Hidup)
Klasifikasi
adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam kelompok
tertentu. Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya
(hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke
tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara klasifikasi
makhluk hidup disebut taksonomi atau sistematik.
Urutan
klasifikasi dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai
berikut:
1.
kingdom (kerajaan)
2.
divisio atau filum
3.
kelas (classis)
4.
ordo (bangsa)
5.
famili (suku)
6.
genus (marga)
7. spesies
(jenis)
Para ahli pengetahuan dalam
mengklasifikasikan organisme hidup dengan cara memberi nama 2 kata pada setiap
spesies (hewan atau tumbuhan) yang biasa disebut dengan metode binomial
nomenklatur. Kata pertama adalah nama genus yang ditulis dengan huruf kapital,
dan kata kedua adalah nama petunjuk spesies(ephiteton
specificum) yang ditulis dengan huruf kecil. Misalnya:
Padi : Oryza sativa dimana Oryza
adalah nama genus, dan sativa adalah nama petunjuk spesies.
Keanekaragaman
makhluk hidup menurut beberapa ahli:
- Aristoteles (384 – 322
SM),
mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan dan
hewan. Tumbuhan dikelompokkan menjadi herba, semak dan pohon. Sedangkan
hewan digolongkan menjadi vertebrata dan avertebrata.
- John Ray (1627 – 1708),
merintis pengelompokkan makhluk hidup kearah grup-grup kecil. Ia telah
melahirkan konsep tentang jenis dan spesies.
- Carolus Linnaeus (1707
– 1778), mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada
kesamaan struktur. Ia juga mengenalkan pada system tata nama makhluk hidup
yang dikenal dengan binomial nomenklatur. Karena itu Carolus linneaus
dikenal sebagai bapak Taksonomi
dunia
- R.H Whittaker pada
tahun 1969 mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 (lima) kingdom /
kerajaan, yaitu : Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia
1.
Monera (bakteri dan ganggang
biru)
Makhluk
hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Monera memiliki sel prokariotik. Kelompok
ini terdiri dari bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobacteria)
2.
Protista (ganggang dan
protozoa)
Makhluk
hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista rnemiliki sel eukariotik. Protista
memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak
berdiferensiasi. Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan.
Kelompok ini terdiri dari Protista menyerupai hewan (Protozoa) dan Protista
menyerupai tumbuhan (ganggang), dan Protista menyerupai jamur.
3.
Fungi (jamur)
Fungi
memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara
makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya
sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri
dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota)dan jamur
air (Oomycpta).
4.
Plantae (tumbuhan)
Tumbuhan
memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat
membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof). Kelompok ini
terdiri dari tumbuhan lumut, tumbuhan paku, tumbuhan berbiji terbuka, dan
tumbuhan berbiji tertutup
5.
Animalia (hewan)
Hewan
memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel .yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya
sendiri sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua
hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) dan hewan bertulang
belakang (vertebrata).
D.
PERSEBARAN
MAKHLUK HIDUP DAN SEJARAH PERKEMBANGAN MANUSIA
·
PERSEBARAN
MAKHLUK HIDUP
Kondisi biosfer turut
menentukan Persebaran Makhluk Hidup yang berada di atas permukaan bumi. Kondisi
biosfer sebagai tempat berlangsungnya kehidupan makhluk hidup, dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut ini:
- Faktor lingkungan, terdiri dari faktor abiotik (daratan, perairan, dan lintang geografis) dan biotik (tumbuhan, hewan dan jasad renik (mikroorganisme)
- Faktor sejarah, yang menurut sejarah geografi bumi ini dahulu kala hanya terdiri dari satu benua dan satu samudra. Kemudian retak dan bergeser secara sangat perlahan dan membentuk benua-benua, samudra dan laut
- Faktor Penghambat penyebaran, penyebaran makhluk hidup di permukaan biosfer seringkali terhambat kondisi permukaan bumi itu sendiri. Penyebaran makhluk hidup di dalam biosfer laut sering kali terhambat kondisi daratan atau benua yang menyempit, seperti yang terjadi di Amerika Tengah (Costa Rica). Sementara bagi makhluk daratan, hambatan dalam proses penyebaran adalah lautan dan selat.
Seorang ahli klimatologi Jerman
Junghuhn membagi habitat tanaman di Indonesia berdasarkan ketinggian tanah dari permukaan laut. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
1. Zona panas : ketinggian 0-700 m di
atas permukaan laut. Zona ini memiliki suhu udara berkisar antara 26,30
C – 220C. Pada ketinggian ini cocok ditanami jagung, padi, tebu,
kelapa, dan coklat.
2.
Zona
sedang: ketinggian 700-1500m DPL. Suhu udara pada zona ini berkisar antara 220C-17,10C.
Cocok untuk ditanami karet, kina, sayuran, coklat, kopi dan the.
3. Zona sejuk: ketinggian 1500-2500m
DPL. Suhu udara di zona ini berkisar antara 17,10C-11,10C.
Cocok ditanami pinus, cemara, dan sayuran.
4.
Zona
dingin: ketinggian diatas 2500m DPL. Suhu udara di zona ini mulai dari 11,10C-6,20C.
Sehingga dapat dipastikan tanaman yang dapat hidup di zona ini hanyalah tanaman
berjenis lumut.
Secara
umum, persebaran tumbuhan di permukaan biosfer yang dipengaruhi oleh faktor
abiotik terbagi dalam beberapa jenis tumbuhan sebagai berikut:
·
Xerofit, adalah klasifikasi tumbuhan
yang tergolong sangat tahan terhadap lingkungan yang kering atau dengan kondisi
kelembapan udara sangat rendah, tanaman yang tergolong kategori ini adalah
kaktus.
·
Mesofit, adalah jenis tumbuhan yang
biasa hidup di lingkungan lembab tapi kering, salah contoh tumbuhan ini adalah
anggrek dan cendawan.
·
Higrofit, adalah jenis tumbuhan yang
biasa hidup di air atau tempat basah. Contohnya teratai, gondok, dan selada
air.
·
Tropofit, adalah jenis tumbuhan yang
cukup tangguh dan mampu bertahan hidup di kondisi musim berubah-ubah yaitu di
musim kemarau maupun penghujan. Contoh tumbuhan jenis ini adalah Topophyta.
Kondisi biosfer juga berkaitan dengan persebaran beragai jenis hewan. Berikut
ini adalah jenis hewan dan wilayah persebarannya:
- Eropa dan Asia Utara disebut Palaeartic,
dihuni antara lain oleh bison dan rusa rein.
- Afrika dan Arab
disebut Ethiophian, dihuni antara lain oleh gajah Afrika, jerapah dan
gorila.
- Australia dan sekitarnya,
dihuni antara lain oleh kangguru, koala, wombat.
- India sampai
Indonesia disebut daerah Oriental, dihuni oleh antara lain harimau, gajah
India dan kerbau.
- Daerah Amerika Utara
dan sekitarnya disebut Nearctic, dihuni oleh bison dan semacam rusa rein yang
disebut Caribau.
- Daerah Amerika Selatan disebut Neotropical
dihuni antara lain oleh tapir dan monyet Howler.
·
SEJARAH
PERKEMBANGAN MANUSIA
Telah dijelaskan bahwa manusia masuk
dalam kelas Mammalia
Ø
Ciri-ciri
manusia yang mirip dengan mammalia adalah:
a.
Mempunyai
rambut
b.
Mempunyai
kelenjar keringat
c.
Menyusui
anaknya
Ø Manusia termasuk pada ordo primata
dapat kita pelajari hubungan kekerabatannya dengan mengadakan perbandingan
antara manusia dengan primata (kera).
Persamaan
manusia dengan kera:
a.
Mata
menghadap ke depan
b.
Ibujari
tungkai depan dapat digerakkan ke segala arah
c.
Letak kelenjar mammae di dada
d. Bentuk rahim bertipe simpleks (satu
ruangan)
Perbedaan antara manusia dan kera:
a.
Kera
termasuk familia Pongidae, sedangkan manusia termasuk familia Hominidae
b.
Volume
otak manusia (1450 cm3) lebih besar dari otak kera ( shimpanse yang
paling cerdas volume otaknya 550 cm3) dan masih memungkinkan untuk
berkembang
c.
Anggota
tubuh belakang pada manusia untuk berjalan, sedenga pada kera untuk memegang.
d.
Tungkai
belakang manusia lebih panjang dari tungkai depan, sedangkan pada kera tungkai
depan lebih panjang atau sama dengan tungkai belakang
e.
Susunan
haemoglobin berbeda
v Manusia Purba, fosil yg ditemukan:
·
Meganthropus
paleojavanicus,
disebut manusia raksasa jawa yang ditemukan oleh Von Koeningswald (1939-1941)
di Sangiran.
·
Pithecanthropus erectus, di temukan oleh Eugene dubois (1891) di daerah trinil, jawa
tengah. Diduga hidup 500.000-300.000 tahun yang lalu, yaitu pada jaman Pleistosin
, bagian yang diketemukan antaralain rahang, beberapa gigi, dan sebagian tulang
tengkorak, sehingga diduga volume otaknya 770-1000cm3
·
Sinanthropus
pekinensis, ditemukan
oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich di gua naga dekat Peking, China.Volume
otaknya sekitar 900-1200cm3. Karena mempunyai sruktur tubuh yang
sama dan hidup pada jaman yang sama, maka Sinanthropus pekinensis dianggap
varian dari Pithecanthropus erectus. Selain itu Sinanthropus
pekinensis diduga sudah dapat menggunakan api. Dari penemuan
tengkoraknya kebanyakan terbelah dari bawah sehingga diduga kanibal.
·
Manusia
Heidelberg, ditemukan di Jeman.
Manusia
kera dan manusia purba dimasukkan dalam satu spesies yaitu Homo erectus.
v Manusia Modern, adalah manusia yang
hampir menyerupai manusia sekarang, hidup antara 150.000-15.000 tahun yang
lalu.Volume otaknya kira-kira 1450 cm3 sama dengan manusia sekarang
dan merupakan satu spesies dengan manusia sekarang yaitu Homo sapiens.
Fosil yang di temukan adalah:
·
Manusia
Neandertal, ditemukan di lembah Neander
·
Manusia
Cro-Magnon, ditemukan di gua-gua Cro-Magnon, Dordogne, Lascaux,
Perancis.
·
Manusia
Swanscombe, ditemukan di Inggris
·
Manusia
Steinheim , ditemukan di Jerman
·
Manusia
Gunung Carmel , ditemukan di gua-gua Tabun dan Skhul di Palestina
·
Manusia
Shanidar, ditemukandi Irak